Laman

Sabtu, 09 April 2011

MOVIE

HARRY POTTER: SESAT OR JURUSELAMAT?
Ditulis oleh Fery! GFRESH! 
Buku pertamanya terjual lebih dari 400.000.000 copy dalam 65 bahasa dan terus bertambah di seluruh dunia. Buku terakhirnya (seri 7) terjual lebih dari 11.000.000 copy hanya dalam 24 jam. Belum lagi keuntungan yang didapat dari film sekitar Rp. 41,35 trilyun melebihi keuntungan 22 film James Bond dan 6 film Star Wars disatuin! En diberitakan Harry Potter udah bikin pengarangnya, J.K. Rowling, lebih kaya dari Ratu Elizabeth II. Tapi, bukan itu yang kita (orang Kristen) ributkan dari Harry Potter! Dia udah bikin anak Tuhan terbagi dua: yang bilang Harry Potter sesat dan yang bilang dia juruselamat. (F! http://www.kacamata3d.blogspot.com/)

SESAT!
Mantra, sapu terbang, bola kristal, tingkat sihir, astral project, ramuan pengubah bentuk, dan segala macam bentuk sihir lainnya dalam serial Harry Potter diadaptasi dari dunia sihir sebenarnya. Beberapa cuma ngarang, tapi tak sedikit yang asli, mengingat J.K. Rowling menyandang gelar S2 dalam Mitologi yang juga mendalami seluk beluk dunia sihir secara teori. Dunia sihir yang jelas ditentang oleh Tuhan dalam Alkitab dijadikan tema utama dalam Harry Potter. Itulah yang bikin gerah sebagian kalangan Kristen. Ia membuat anak kecil dan remaja mengenal dunia sihir, menganggap sihir sebagai sesuatu yang keren, dan mengandalkan sihir yang instan buat menyelesaikan masalah.

Tapi yang paling ‘menyesatkan’ dari Potter adalah tak ada Tuhan atau kuasa yang lebih tinggi dari diri sendiri disana. Potter hanya mengandalkan nuraninya dan pilihan pribadinya. Ia menginspirasi anak-anak untuk mengandalkan diri sendiri, bahwa kekuatan ada pada diri sendiri.

Semangat fasisme juga kental dalam Harry Potter. Ada dua ras yang membedakan, ras penyihir yang unggul dan ras muggle (manusia biasa non penyihir) yang lebih rendah dan nggak punya keistimewaan. Dan itu didasarkan pada kelahiran, bukan pilihan. Satu ras menganggap ras lain lebih rendah kastanya. Ini cikal bakal yang bisa memicu kejahatan ras yang pernah terjadi di dunia kayak Klu Klux Klan, Nazi, Tutsi dan Hutu di Rwanda dsb.

Selain itu, adegan yang terlalu menyeramkan dan brutal berserakan disana. Menghisap darah, memotong anggota tubuh, perkelahian, sumpah serapah dengan mantera, dan sebagainya, dikuatirkan mengajarkan hal yang nggak baik bagi imajinasi anak dan remaja.

JURUSELAMAT!
Sementara itu kalangan satunya lagi bilang kalo Potter bisa membuat anak dan remaja mengenal Kristus dan kekristenan. Cerita Harry Potter sarat dengan analogi kekristenan. Mulai dari selamatnya bayi Harry Potter dari kutukan maut Voldemort yang mengingatkan kita pada bayi Yesus yang selamat dari pembantaian Herodes, sampai kepada kematian Harry (dan kebangkitannya kembali) di King’s Cross yang mengingatkan kita pada pengorbanan Yesus di kayu salib. Ia mengorbankan nyawanya agar dunia sihir terlepas dari kutukan sihir Voldemort, tapi kemudian cinta ibunya membuatnya bangkit kembali. Itu adalah simbol parsial kematian dan kebangkitan Yesus untuk menyelamatkan dunia dari kutukan dosa.

J.K. Rowling yang berjemaat di Gereja Scottish Episcopalian juga menyampaikan nilai-nilai kebaikan vs kejahatan, persaudaraan, cinta, kesetiaan, dan persahabatan. Potter mempunyai kasih yang besar, ia tetap mengasihi keluarga Malfoy yang membenci dia, dan kekuatan itulah yang juga mengalahkan Voldemort.

Selain itu, demam Harry Potter udah bikin anak-anak dan remaja rajin membaca dan terinspirasi buat menulis.

JANGAN LEBAY AH!
Nggak usah lebay (berlebihan)! Buat kita (orang Indonesia) Harry Potter hanyalah tokoh khayalan. Apa bedanya sama si Nenek Sihir yang bawa apel beracun dalam dongeng The Snow White? Kenapa Harry Potter dikecam karena dia seorang penyihir sementara Jin Lampu Alladin yang bisa memberikan apapun dengan sihirnya nggak diapa-apain?

Ya memang patut dimaklumi, soalnya Harry menjadi tokoh utama, dan sihir dijadikan cerita utama, dibandingkan penyihir kayak Peri Biru dalam Pinokio, Ibu Peri sihir dalam Cinderella, Gandalf dalam The Lord of The Rings, The Witch dalam Narnia, dan seterusnya. Di Amrik, Harry Potter memang perlu dikuatirkan mengingat budaya mereka akrab dengan wicca, sihir, penyihir, satanisme atau gereja setan. Tapi buat kita gak perlu kuatir karena kita (orang Indonesia) nggak akrab dengan yang namanya sihir dan penyihir seperti yang diceritakan dalam Harry Potter. Dibanding Harry Potter, tokoh fiksi yang perlu dikuatirkan di Indonesia adalah Suster Ngesot atau Pocong dan kawan-kawan karena mereka dipercaya ada oleh kita, atau Jaelangkung karena dimainkan oleh remaja kita. Harry Potter? Ah sama aja kayak Mickey Mouse waktu dia berlagak jadi penyihir Merlin dalam film Fantasia.

TETAP WASPADA
Kamu suka Harry Potter? Gak usah pusing ama kontroversi. Tapi kita harus tetep waspada, karena Harry Potter memang memperkenalkan sihir sebagai sesuatu yang modern en keren sekalipun dalam bentuk fiksi. Ya, Harry memang fiksi, tapi sihir itu nyata.

“Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Wahyu 21:8)

Menurut John Houghton, novel Harry Potter kurang baik dibaca oleh adik-adik kecil kita, hanya cocok buat anak diatas 11 tahun, apalagi mulai seri keempat, cerita Harry Potter makin bertambah ‘gelap’ dengan pertarungan yang baik dan yang jahat. Sebaiknya mereka diperkenalkan dengan cerita fantasi yang lebih ringan dan kental dengan kekristenan seperti The Chronicles of Narnia.

Buat kita, sebelum nonton or baca Harry Potter (atau film sejenis), sebaiknya tanyakan dulu beberapa hal berikut pada diri kita:

- Apakah kita kuat dalam firman Tuhan? Cintai, gali dan dalami Alkitab, sehingga kita tau mana yang bener dan mana yang salah. Nggak terombang-ambing dengan apa yang diceritakan novel/film. Misalnya, sekalipun sihir dijadikan alat kebaikan, firman Tuhan tegas mengatakan hal itu dosa.

- Apakah kita udah menyeleksi film-film yang akan kita tonton? Media (terutama audiovisual/film) akan dengan mudah membentuk pola pikir kita. Baca Matius 13:20-31. Terlalu banyak memasukkan sesuatu yang diragukan kebenarannya akan membuat ‘tanah’ dalam hati kita jadi ‘keras’ sehingga membuat benih firman Tuhan sudah tumbuh. Misalnya, ketika ada firman Tuhan yang bertentangan dengan nilai yang disampaikan dalam film, pikiran kita tanpa sadar akan menolaknya.

- Apakah kita udah kritis? Baca Roma 12:2. Renungkan, ambil pelajaran, diskusikan dan pertanyakan apa yang kita tonton. Misalnya, ketika Harry menyelesaikan setiap masalah dengan sihir apakah itu baik buat remaja? Ketika ada adegan memotong tubuh manusia buat dijadiin ramuan sihir itu pantas buat ditonton anak kecil? Dan sebagainya.

- Apakah kita selalu mengandalkan Tuhan lebih dibanding mengandalkan manusia? Baca Yesaya 31:1. Sekalipun Harry dengan kekuatan sihir dalam gen-nya membuat dia suka mengandalkan dirinya sendiri, jangan sampe kita juga ikut mengandalkan diri sendiri. Andalkan selalu Tuhan. (Yeremia 17:5).

- Apakah kita sudah intim dengan Tuhan? Baca Mazmur 25:12. Kalo kita bergaul dengan Tuhan, takut akan Dia, kita gak perlu lagi pusing apakah kita boleh nonton atau nggak. Kita bakalan tau sendiri dan Tuhan akan tunjukkan jalan yang lurus. Kita akan tau apa yang jadi kehendakNya buat kita dan apa yang baik buat kita sesuai firmanNya. Gak perlu lagi memusingkan diri sendiri dengan perkara duniawi.

HARRY PONARI
Taukah kamu, sejarah kelam kekristenan menorehkan kepahitan di kalangan ‘penyihir’ jaman dulu. Ayat di Keluaran 22:18 yang berbunyi “Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup” pernah disalahtafsirkan dan membuat orang-orang yang ‘dicurigai’ sebagai penyihir dibakar hidup-hidup. Padahal hal itu bukanlah penyelesaian masalah. Yesus datang membawa penyelesaian. Ia membawa keselamatan, bukan hukuman. Penyihir atau orang yang terlibat okultisme bukanlah iblis yang perlu dibunuh, tapi justru untuk diselamatkan.

Selain itu, dunia perlu ‘penyihir-penyihir’. Masih ingat beberapa waktu yang lalu waktu seorang anak kecil bernama Ponari di Jombang, Jateng bikin histeria lantaran buka praktek ‘mujizat kesembuhan’? Massa berbondong-bondong dari segala penjuru karena mereka butuh ‘sihir’ buat menyembuhkan penyakitnya yang udah bikin mereka putus asa. Yesus datang membawa kesembuhan dan mujizat, dan Dia berjanji kalo kita bisa melakukan apa yang pernah Yesus lakukan bahkan lebih besar! Kitalah Harry Potter-Harry Potter-nya Tuhan, kitalah yang seharusnya jadi Ponari-Ponari-nya Tuhan. Menjadi jawaban bagi mereka yang membutuhkan. Menjadi penyembuh, menjadi pahlawan. Dengan begitu, dukun-dukun dan penyihir gak diperlukan lagi.

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu...” (Yohanes 14:12)

SEKILAS CERITA HARRY

Buat kita-kita yang agak-agak gak kenal sama Harry Potter, GF! bakal ceritain sekilas cerita Harry Potter dari awal sampe akhir.

Di dunia yang kita tinggalin sekarang ternyata ada juga penyihir. Para penyihir itu tinggal dengan cara menyamar. Nah, salah satu penyihir itu adalah James sama Lily Potter. Mereka berdua itu termasuk penyihir baik yang mau ngelawan penyihir jahat di bawah pimpinan Lord Voldemort.

Tapi mereka mesti menemui ajalnya di tangan Voldemort. Cuma sebelum mati, Lily sempat kasih mantera yang paling kuat yang bisa melindungi anaknya, Harry, dari serangan Voldemort. Gara-gara mantera Lily ini Harry selamat dari serangan Voldemort en Voldemort sendiri gak jelas nasibnya.

11 taun kemudian Harry udah gede, tapi dia gak pernah tau kalau dia itu penyihir atau cerita masa lalunya. Dia dititipkan ke paman bibinya yang bukan penyihir. Sampe suatu hari Harry dapat undangan buat sekolah di sekolah sihir Hogwarts, yang dulu jadi sekolahan ortunya.

Nah, mulai dari situlah petualangan Harry dimulai. Di Hogwarts dia kenal sama teman-teman barunya, Ron en Hermione. Bertiga mereka terlibat petualangan seru, berusaha menghalangi Voldermort yang berusaha bangkit en menguasai dunia lagi (sebenernya klise banget, ya).

Akhirnya setelah berjatuhan banyak korban selama 7 seri bukunya, Harry ketemu sama musuh besarnya, Voldemort di buku ke-7. Di pertarungan terakhir itu Harry menang. Tamat.




TWILIGHT, ROMANTISME DAN VAMPIR
Ditulis oleh Fery! GFRESH!

Jiwanya terkutuk, milik neraka. Tampangnya menyeramkan, pucat, gigi bertaring penuh darah, mirip monster. Tapi vampir masa sekarang... ganteng bangeeeet!!!!

NOVEL
Kita bisa menemukan novel ini di konter best seller. Udah ada tiga buku, menyusul buku keempat. Buku pertamanya bikin fenomena, soalnya cerita hantu bisa bikin berbunga-bunga! Twilight adalah seri pertama dari buku karangan Stephenie Meyer, seorang ibu yang menganut ajaran gereja Mormon. Ia pernah mengaku mendapatkan inspirasi menulis buku ini setelah didatangi sesosok vampir dalam mimpinya. Latarbelakang ajaran Mormonnya (yang terkenal bermoral tinggi) pun tertuang dalam cerita Twilight. Tapi selain itu, simbol-simbol kristen juga ia paksain masuk. Misalnya sebagai ilustrasi cover novelnya ia menggunakan buah apel (melambangkan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat) dengan kutipan dari Kejadian 2:17 tertulis di bagian awal novelnya.

ROMANTISME
Adik cewek saya bilang, “so sweeeettt!”. Sepupu cewek saya ngomong, “cowoknya cakep bangeeeet!!”. Dan hampir semua temen cewek saya yang baru keluar bioskop ngaku kalo si Edward (tokoh cowoknya) itu ganteeeeeeeeeng bangeeeet!!!! Padahal waktu aku nonton, pas Edward pertama kali nongol, cowok di sebelah aku nyeletuk ‘ih mukanya kayak setan!’. Hahaha, jadi pengen ketawa saya dengernya.

Ya, Twilight memang film cewek banget. Berbeda ama film vampir lainnya yang kebanyakan serem en penuh laga pertarungan yang disukai cowok (Dracula, Van Helsing, I Am Legend, dsb), Twilight diangkat dari novel romance, hanya saja dengan setting kehidupan vampir.

Isabella Swan (Kristen Stewart), gadis remaja yang tertutup dan selalu merasa gak nyambung dengan teman-temannya. Lantaran nyokapnya harus keluar kota bersama suami barunya, Bella sementara waktu tinggal bersama bokapnya di kota Fork yang selalu mendung tanpa cahaya matahari. Hidupnya berubah pas ketemu ama Edward Cullen (Rob Pattinson) yang kemudian diketahui adalah seorang vampir! Bella dan Edward jatuh cinta dan bam! cinta ‘terlarang’ pun terjadi.

Terlepas dari keberatan-keberatan kita (terutama kalangan rohaniwan) akan Twilight karena mengangkat sosok iblis vampir sebagai peran utama , Twilight nggak lebih kayak cerita superhero. Lalu kenapa Twilight disukain banyak cewek? Kenapa kayaknya semua cewek pengen jadi Bella, dan punya pacar kayak Edward? Karena cerita dalam Twilight mengumbar romantisme dan harapan serta fantasi seorang cewek.

"I don't have the strength to stay away from you anymore," Edward tells Bella. "Then don't," she says. Betapa tidak: Bella sangat diperhatikan Edward. Edward protektif (melindungi) terhadap Bella. Edward sangat setia pada Bella. Bukankah itu yang diimpikan cewek? So, buat cowok... belajar dari Edward dong. Tapi bukan berarti jadi vampir ya. Hehe. (baca ‘Kenapa Cewek Suka Twilight)

GODAAN
Selain romantisme, berikut hal yang kita bisa tarik pelajaran dari cerita Twilight:

Edward Cullen adalah seorang pemuda yang bergelut dengan godaan: godaan seks dan membunuh. Ia berjanji untuk tidak melakukan keduanya. Ia berkomitmen, bertahan, berjuang dan menang.

“Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami cobaan. Memang rohmu mau melakukan yang benar tetapi kalian tidak sanggup, karena tabiat manusia itu lemah." (Matius 26:41 BIS). Kadang kita suka sok jago dengan masuk ke dalam pencobaan dan berdoa meminta kemenangan atasnya, tapi firman Tuhan bilang ‘jangan sampe kita mengalami pencobaan!’. Jauhi pencobaan, jauhi godaan, dan kita sudah menang.

Tapi sebaliknya dengan Bella. Edward yang merasa ditakdirkan untuk masuk neraka (karena ia seorang iblis) nggak mau membawa-bawa Bella ke dalam kutukannya. Tapi hanya karena jatuh cinta, Bella rela menyerahkan jiwanya dan kegadisannya pada Edward. Keluarga Cullen sangat menghargai ‘nyawa/jiwa’ manusia, mereka hanya mengubah manusia menjadi vampir jika sudah gak ada pilihan lain. Karena itulah Edward gak mau mengubah Bella menjadi vampir, karena menurut dia Bella masih punya pilihan yang lebih baik.

Belajar dari si Bella yang rela menukarkan jiwanya, kadang kita bersikap sama dengan Bella. Kita menukarkan jiwa kita dengan keinginan duniawi atau dengan tawaran iblis. Jiwa kita yang sudah ditebus Yesus dari dosa, malah kita gadaikan lagi hanya karena kesenangan sesaat. “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).

ABU-ABU
Keberatan-keberatan kalangan rohaniwan terhadap novel (dan film) ini adalah karena tokoh utamanya adalah vampir. Vampir adalah sosok mitos atau dongeng yang berwujud manusia yang sudah mati dan menyerahkan jiwanya pada iblis sehingga iblis menguasai tubuhnya. Ia hanya minum darah manusia dan nggak bisa mati kecuali ditusuk pada bagian jantungnya atau ditembak dengan peluru timah (baca: Vampir dan Yudas Iskariot). Menurut mitos, vampir takut pada bawang, salib, air suci dan cahaya matahari. Dan katanya ia tidak bisa terlihat di cermin.

Tapi, penulis jaman sekarang (terutama penulis hollywood) seneng banget mengubah yang ‘putih’ atau yang ‘hitam’ jadi ‘abu-abu’. Lihat aja Superman, Batman dan Spider-Man yang tadinya ‘putih’ alias tokoh baik dibuat manusiawi en punya sisi ‘hitam’. Demikian juga sebaliknya, kayak Hellboy (anak iblis yang jadi pahlawan), Spawn (agen iblis yang jadi superhero), Harry Potter (penyihir baik hati), Blade dan Angel (vampir yang membela kebenaran) dsb. Stephenie Meyer pun kayaknya gak mau ketinggalan, karakter yang selalu diceritakan jahat kini ia ubah menjadi pahlawan. Karakter yang tadinya menakutkan, ia ubah jadi seksi. Meski menurut saya rasanya rada maksa demi ngepasin dengan cerita, perhatiin beberapa perubahan yang ia buat terhadap mitos vampir:

- Menurut dongeng, vampir membunuh manusia dan minum darahnya. Tapi Keluarga Cullen menyebut diri mereka vegetarian, alias gak minum darah manusia, hanya darah hewan.
- Menurut dongeng, vampir termasuk maniak seks, ia mencari darah gadis dan menjadikannya istrinya. Tapi Edward berkomitmen gak mau melakukan seks sebelum menikah.
- Menurut dongeng, vampir takut bawang. Tapi di sekolah, Edward dan Bella mempelajari bagian-bagian bawang.
- Menurut dongeng, vampir mati kalo kena sinar matahari. Tapi, Edward gak mau kena sinar matahari lantaran kulitnya entar jadi keliatan cantik berkilauan (yang ini maksa banget!).
- Menurut dongeng, vampir tidur di peti mati di ruang bawah tanah. Api Keluarga Cullen tinggal di pegunungan tinggi dengan tembok kaca tembus pandang terang benderang dan gak pernah tidur.
- Menurut dongeng, vampir takut salib. Tapi di ruang tamu rumah Edward ada hiasan salib yang sangat besar tergeletak.
- Menurut dongeng, vampir gak punya bayangan di cermin. Tapi Edward dan James bertarung di ruang latihan balet yang dikelilingi cermin.

Selain itu, Stephanie juga menambahkan kemampuan-kemampuan super pada vampir seperti bisa membaca pikiran, kekuatan super dan kecepatan super. Jadilah vampir semacam superhero, bahkan Bella curiga kalo Edward itu digigit laba-laba super atau dari planet Krypton.

Ada efek positif dan negatif dari ‘pemutihan’ atau ‘peng-abu-abu-an’ karakter jahat di hollywood saat ini:

Positif:
Dalam kehidupan nyata, nggak ada manusia yang 100% jahat atau 100% baik. Hidup gak kayak di sinetron, dimana mertua pasti jahat sejahat-jahatnya. Seorang copet pun punya hati nurani yang kadang akan mendorongnya berbuat baik. Bahkan kita bisa belajar sesuatu dari seseorang yang biasa dianggap jahat. Dan orang yang ‘jahat’ justru perlu diberi belas kasihan dan kesempatan untuk berubah. Selain itu kita belajar untuk nggak berburuk sangka atau menghakimi orang lain, karena mungkin ada maksud yang baik dari siapapun orang itu.

Negatif:
Firman Tuhan selalu tegas kalo udah menyinggung tentang dosa, iblis dan apa yang dilarang oleh Tuhan. Cerita fiksi dalam film sekarang bisa membuat kita jadi memaklumi dosa, mengasihani atau bahkan memuja iblis, dan menganggap baik apa yang dilarang Tuhan. Sadar atau gak sadar. Lambat ataupun cepat.

Penggemar Harry Potter mungkin bakalan mencak-mencak kalo dituduh udah menyembah iblis, tapi tanpa sadar banyak dari mereka menganggap praktek okultisme yang dilarang Tuhan adalah sesuatu yang keren atau setidaknya sesuatu yang biasa. Pengagum Edward Cullen mungkin bilang kalo ia cuma kesengsem sama gantengnya, tapi tanpa sadar ia menganggap karakter iblis itu sooooo hot en sexy en ujungnya kesel kenapa pacarnya gak jadi vampir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar